Kecenderungan literasi digital dalam mengakses sumber-sumber materi pembelajaran agama menjadi tren di kalangan para milenial. Ini perlu disikapi secara serius dengan berbagai tindakan preventif dalam bentuk penguatan narasi keagamaan yang moderat agar kalangan millenial yang didominasi mahasiswa tersebut tidak terjebak pada pemahaman keagamaan yang menuju pada proses radikalisasi agama. Demikian ungkap peneliti dari Universitas Bhayangkara Jakarta, Fahmi Sahan, M.IRKH. Ia menegaskan para tokoh agamawan yang selama ini konsisten dalam pengarusutamaan moderasi beragama perlu memperkuat literasi keagamaan berbasis digital dengan mendorong pembuatan konten-konten keagamaan yang lebih kreatif dan aktraktif sehingga dilirik oleh kaum millenial sebagai referensi dan panduan dalam beragama mereka.
Fahmi Sahan memberikan uraian lengkap mengenai literasi keagamaan berbasis digital pada kalangan millenial tersebut pada kegiatan, “Webinar Diseminasi Hasil Penelitian Sumber Literasi Keagamaan Berbasis Digital di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi Umum di Kota Bekasi,” melalui media platfom Zoom Meeting pada 20 Juli 2022. Hadir pula sebagai pemateri Dosen STIT, al-Marhalah al-Ula Bekasi, Dr. Eva Dwi Kumala Sari, M.Pd.
Acara dibuka dengan pengantar dari Ketua ADPIKS Asosiasi Dosen Peneliti Ilmu Keislaman dan Sosial (Dr. Rika Sa’diyah, M.Pd. Pihaknya menyambut baik kegiatan ini dan selalu siap setiap saat untuk mendukung dan memfasilitasi para dosen muda untuk meneliti dan berkolaborasi di wadah ADPIKS. Ke depan, dirinya mengaku akan terus meningkatkan kapasitas dalam menggelar forum-forum ilmiah yang mewadahi produktivitas para dosen dalam meneliti dalam wadah ADPIKS.
Penulis; Angga Teguh Prastyo, M.Pd, Dosen MPI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang