TIM PENELITI
Fahmi Sahlan, Universitas Bhayangkara Raya , fahmi.sahlan@umbara.ac.id
Eva Dwi Kumala Sari STIT Al-Marhalah Al-‘Ulya, eva@marhalah.ac.id
Rika Sadiyah, Universitas Muhammadiyah Jakarta, rika.sadiyah@umj.ac.id
LATAR BELAKANG MASALAH
Generasi milenial di era dirupsi dengan begitu mudah mengakses sumber-sumber keagamaan dengan fasilitas internet dan media sosial. Konten-konten keagamaan yang radikal dan ekstrem dengan mudah mereka konsumsi, tanpa ada konsultasi dengan para ahli yang ada disekitar mereka yaitu dosen agama. Konsep sumber literasi keagamaan berbasis digital dikalangan mahasiswa digunakan sebagai acuan dalam rangka memenuhi wawasan dan keingintahuan mahasiswa tentang agama yang dianutnya (Sari et al., 2020).
Terkait media digital dalam kajian ini adalah sumber pengetahuan yang mengandung informasi keagamaan di media internet yang diakses melalui gawai, seperti youtube, instagram, line, website Facebook, whatsAap, tiktok dan lain-lain.
Media online merupakan media yang hanya bisa diakses melalui internet (Saputra & Nazim, 2017). Kehadiran media online yang diakses dengan internet membuat perubahan yang cukup signifikan dari segi cara bermedia maupun dalam konteks kehidupan sosial masyarakat penggunanya. Media berbasis digital sudah menjadi bagian dalam kehidupan seseorang. Sedangkan dalam konteks kehidupan sosial, dampak media komunikasi online dapat membawa dampak positif dan dampak negatife (Saputra & Nazim, 2017).
Media online menjadi media yang sangat strategis dalam menyemaikan ide-ide radikal, dan digunakan sebagai sarana indroktinasi dan rekrutmen para jihadis (Saputra & Nazim, 2017). Banyak konten keagamaan di media online yang cukup menyita perhatian seiring dengan kejadian yang mengarah pada intoleransi dalam kehidupan masyarakat adalah masalah konten radikal yang melahirkan radikalisme dalam masyarakat (Setianto, 2018).
Kemampuan literasi bermedia menjadi peranan penting dalam meminimalisir pemahaman negatif terkait konten radikal yang banyak berkembang pada media online (Hobbs & Frost, 2003), karena dengan kemampuan literasi ini akan membantu individu dalam mengontrol diri dalam memilah dan memilih isi media yang di unggahnya.
HASIL PENELITIAN
pemahaman literasi keagamaan mahasiswa bersumber dari situs yang diakses secara online. Situs, web, dan media berbasis digital yang diakses mahasiswa di 15 PTU sangat beragam. Hal tersebut dapat dilihat dari beragamnya penceramah, media sosial, internet, situs-situs keagamaan baik untuk menambah wawasan atau menunjang tugas mata kuliah maupun hanya untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan keagamaan.
Untuk meningkatkan pemahaman literasi keagamaan mahasiswa tentulah sangat penting, tetapi pengawasan materi dari situs-situs yang diakses mahasiswa untuk menghindari adanya intoleran, unsur radikalisme dikalangan mahasiswa penelitian menyarankan kepada:
- Pihak Rektorat agar membuat kebijakan yang menekankan bahwa mahasiswa menghindari situs-situs keagamaan yang mengandung unsur radikalisme dan intoleran, tentunya dibawah bimbingan dan pengawasan dosen pengampu mata kuliah keagamaan.
- Pihak Fakultas agar membuat kebijakan yang mewajibkan mahasiswa aktif di kegiatan organisasi keagamaan, untuk mendapatkan wawasan keagamaan yang lebih moderat untuk menciptakan moderasi beragama dikalangan mahasiswa.